Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Puan Maharani meminta pemerintah memperhatikan aspek pendidikan anak-anak pengungsi yang menjadi korban terdampak erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT).
“Dalam kondisi bencana, anak-anak dan perempuan masuk ke dalam kelompok rentan yang harus diperhatikan. Maka penting sekali agar pemerintah memberi perhatian lebih, terutama agar anak-anak yang terdampak erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki tetap bisa belajar,” kata Puan dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Kamis, 14 November 2024.
Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) itu mendorong pemerintah membuat alternatif tempat belajar siswa yang sekolahnya dijadikan tempat pengungsian sementara. Pemerintah Flores Timur telah menyatakan seluruh sekolah di wilayahnya harus menerima para siswa pengungsi erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki.
“Maksimalkan juga dengan menyiapkan kelas atau sekolah-sekolah darurat di pengungsian, termasuk tersedianya tenaga pendidik untuk membantu anak-anak di sana tetap bisa sekolah agar tidak ketinggalan pelajaran,” ujarnya.
Dia menilai keberadaan sekolah darurat sangat diperlukan dalam kondisi seperti itu. Dia meminta urusan administrasi tidak mempersulit siswa pengungsi karena yang terpenting adalah kegiatan belajar mengajar siswa.
Puan juga meminta pemerintah melengkapi fasilitas bantuan dengan penyediaan alat belajar dasar demi menunjang pembelajaran siswa sehingga hak belajar anak tetap diperoleh sekalipun mereka berada di pengungsian.
“Pembelajaran juga sekaligus bisa dilakukan bersamaan dengan kegiatan trauma healing bagi anak-anak, misalnya melalui hiburan edukatif yang membuat anak-anak tetap semangat meski dalam kondisi sulit,” tuturnya.
Rehabilitasi Sektor Pariwisata di NTT
Di samping soal pendidikan, Puan menyoroti pula ihwal sektor pariwisata yang ikut terdampak erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki, seperti Labuan Bajo yang berada di Manggarai Barat, NTT. Dia menekankan pentingnya pemerintah memberikan bantuan evakuasi bagi wisatawan yang terjebak di daerah-daerah terdampak.
“Pemerintah perlu bekerja sama dengan pihak-pihak terkait membantu wisatawan yang hendak keluar dari wilayah terdampak. Siapkan kapal-kapal untuk mengangkut para wisatawan karena saat ini jalur laut yang masih memungkinkan,” ucapnya.
Puan lalu meminta pemerintah terus menyisir daerah-daerah yang menjadi destinasi wisata guna memastikan keselamatan wisatawan, dan segera mengevakuasi bila masih ada yang terjebak.
“Pemerintah harus memastikan turis asing maupun lokal bisa dievakuasi secepat mungkin dari lokasi wisata, khususnya dari Labuan Bajo. Pastikan mereka bisa kembali ke tempat asalnya dalam keadaan aman,” katanya.
Dia meminta pemerintah memastikan rehabilitasi sektor pariwisata di NTT dan sekitarnya dapat segera dilakukan setelah kondisi mereda karena sektor pariwisata berperan besar untuk perekonomian masyarakat, termasuk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di dalamnya.
“Banyak masyarakat di sana yang menggantungkan nasib dari sektor pariwisata sehingga pentingnya dilakukan upaya perbaikan dengan secepat mungkin agar kerugian ekonomi masyarakat tidak semakin besar,” ujar Puan.
Dia menuturkan keamanan warga harus menjadi prioritas, tapi perbaikan infrastruktur perekonomian masyarakat juga tidak kalah penting karena ini menyangkut roda perekonomian rakyat.
Pilihan editor: Ragam Pernyataan Istana Soal Layanan Pengaduan Lapor Mas Wapres Gibran
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini