Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan saat ini kementeriannya sedang mengembangkan inovasi untuk memerangi tuberkulosis atau TBC. Inovasi tersebut, kata dia, diharapkan bisa mempercepat pendeteksian kasus tuberkulosis.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Salah satu inovasinya adalah dengan menggunakan tes polymerase chain reaction (PCR) untuk mendeteksi virus. “Sekarang dengan teknologi PCR, lagi kita coba di Jawa Barat. Di-swab bukan di hidung, tapi di tenggorokan,” kata Budi dalam keterangan resmi pada Senin, 11 November 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Selain menggunakan alat PCR, inovasi kedua yang sedang diuji oleh Kemenkes adalah penggunaan teknologi ultrasonografi (USG). Selama ini, USG biasanya digunakan untuk memeriksa kondisi janin dan deteksi dini kanker payudara. Namun, menurut Budi, alat ini akan dicoba untuk mengidentifikasi TBC.
“Ternyata sekarang dengan dibantu AI, (USG) bisa untuk identifikasi pneumonia atau TBC. Ini sekarang sedang kita coba juga, karena USG kita udah banyak,” imbuhnya.
Sebelumnya, Budi juga mengatakan kementeriannya menargetkan deteksi satu juta kasus tuberkulosis pada 2025. Sebab, kata Budi, saat ini Indonesia menempati peringkat kedua sebagai negara dengan kasus tuberkulosis terbanyak di dunia.
Tahun ini, Budi menargetkan pendeteksian tuberkulosis bisa menncapai 900 ribu kasus. “Pada 2025 harapannya bisa 1 juta sudah bisa kita temukan itu mereka yang nanti akan kita kasih obatnya,” kata Budi kepada wartawan dalam acara Health Innovation Festival yang digelar di Jakarta Convention Center pada Jumat, 8 November 2024.
Pendeteksian dan penanganan tuberkulosis masuk ke dalam tiga program quick qin di sektor kesehatan yang dicanangkan oleh pemerintahan Presiden dan Wakil Presiden Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. Dua program lainnya adalah skrining kesehatan gratis di semua siklus hidup dan mempercepat pembangunan rumah sakit di daerah terpencil.
Ketiga program quick win ini sudah mendapat dukungan dari Dewan Perwakilan Rakyat. “Kami mendukung penuh program quick win dan melaksanakannya harus secara optimal,” kata anggota Komisi IX, Irma Suryani, dalam rapat dengan pendapat bersama Kementerian Kesehatan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, pada Kamis, 31 Oktober 2024.
Namun politikus Partai NasDem itu juga mengingatkan Kemenkes untuk tidak melupakan program kesehatan prioritas nasional yang telah disepakati untuk 2025, seperti penanganan stunting, program imunisasi, serta penanganan penyakit tidak penular dan penyakit menular seperti dengue atau demam berdarah.
Pilihan Editor: Catatan CISDI untuk Prabowo-Gibran di Sektor Kesehatan