Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri atau Kadin Arsjad Rasjid menyerukan pemilihan presiden 2024 sebagai ajang "bertanding untuk bersanding". Caranya, siapa pun yang terpilih berkomitmen untuk mengajak kandidat lain masuk ke pemerintahan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Bukan menghilangkan kompetisinya, melainkan mencegah persaingan zero sum game," kata Arsjad ketika berbincang dengan para pemimpin media massa, Rabu malam, 7 Juli 2022.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Arsjad mengatakan, langkah Joko Widodo atau Jokowi mengajak Prabowo Subianto, pesaingnya di pemilihan presiden 2014 dan 2019 ke pemerintahan sebagai contoh terbaik. Selain menunjukkan sikap kenegarawanan, perekrutan itu mencegah perpecahan bangsa. Sayang, kata dia, kesepakatan berbagi kekuasaan itu tidak dilakukan sebelum pemilu sehingga sisa persaingan keras masih terasa di masyarakat.
Karena itu, Arsjad mengusulkan kesepakatan berbagi kekuasaan dilakukan sejak awal. Dengan demikian, tidak ada yang merasa kalah setelah pemilihan. "Bagaimana pun, semua calon itu kan putra-putri terbaik kita," tuturnya.
Ia berpendapat, kesepakatan semacam itu menjamin stabilitas dan pembangunan yang berkelanjutan. Kesempatan untuk mengubah total peninggalan pemerintahan Jokowi juga bisa diminimalkan.
Ditanya bagaimana menjamin ada mekanisme pengawasan jika semua bersatu ke pemerintahan, Arsjad menjawab, DPR tetap bisa menjalankannya. Kata dia, kuncinya pada ketentuan bahwa pada setiap pengambilan keputusan melalui pemungutan suara di Senayan, anggota DPR melakukannya secara terbuka. Dengan demikian, tidak ada permainan di bawah meja. Pemilih juga mengetahui sikap anggota DPR pada setiap isu.
Arsjad mengatakan akan mengkampanyekan seruan ini ke berbagai kelompok. Di antaranya, melalui deklarasi pada Agustus 2022.
BUDI SETYARSO
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini