Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Siswono Yudo Husodo mundur sebagai Ketua Dewan Pertimbangan (Wantim) Partai NasDem Siswono. Wakil Ketua Umum Partai NasDem Ahmad Ali pengunduran diri Siswono disebut Ali dikarenakan faktor usia dan kesehatan. Kendati demikian, Ali menyebut Siswono masih kader NasDem, namun sudah tidak menjabat sebagai Ketua Dewan Pertimbangan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ali mengatakan Siswono sebenarnya sudah berniat mengundurkan diri sejak 2019 lalu usai gelaran Pemilihan Umum 2019. Namun saat itu, Ketua Umum Surya Paloh meminta Siswono untuk tetap di posisi ini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ali menjawab berbagai asumsi pengunduran diri Siswono bukan karena sikap NasDem mengusung Anies Baswedan sebagai calon presiden 2024, melainkan murni karena alasan usia dan kesehatan.
“Jadi pertimbangannya lebih kepada faktor usia, jadi kesehatan. Sehingga beliau mengundurkan diri dari jabatannya, bukan dari partai ya. Beliau tetap kader NasDem dan beliau mengundurkan diri dari jabatan Ketua Dewan Pertimbangan,” kata Ali saat dihubungi, Selasa, 27 Desember 2022.
Baca: Siswono Yudo Husodo Mundur dari Ketua Watim Nasdem, Pertimbangannya Faktor Usia
Profil Siswono Yudo Husodo
Sebelum menjabat sebagai sebagai Ketua Dewan Pertimbangan Partai NasDem, Siswono memiliki sejarah panjang selama berkarirr di dunia politik.
Dilansir dari laman Perpusnas, Siswono Yudo Husodo lahir di Long Iram, Kalimantan Timur, 4 Juli 1943. Ia pernah menjadi calon Wakil Presiden Indonesia pada Pemilu 2004.
Siswono Yudo Husodo pernah pula menjabat sebagai menteri pada masa pemerintahan Presiden Soeharto, antara lain Menteri Negara Perumahan Rakyat pada Kabinet Pembangunan V (1988-1993) serta Menteri Transmigrasi pada Kabinet Pembangunan VI (1993-1998).
Ia merupakan mantan Ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (1973-1977) dan Ketua Persatuan Pengusaha Real Estat Indonesia (1983-1986). Ia sudah menjadi petani sejak 1999 dan menjadi anggota MPR mewakili petani.
Lulusan Teknik Sipil Institut Teknik Bandung (ITB) tahun 1968 ini fasih menerangkan bagaimana mengawinkan domba pilihan, bagaimana memilih bibit domba unggul, dan bagaimana bercocok tanam tembakau dan sayur-mayur. Kesibukan dan keahlian ini sudah menjadi bagian lain dari Siswono Yudo Husodo.
Setelah lulus ITB, Siswono mendirikan perusahaan konstruksi PT Bangun Tjipta Sarana bersama teman-temannya dari ITB pada 1969. Perusahaan tersebut diuntungkan oleh booming konstruksi selama periode Soeharto, dan diberi kontrak untuk membangun makam Soekarno dan Hatta.
Namun, perhatian Siswono terhadap masalah pertanian makin besar setelah ia tidak lagi berada di birokrasi dan ketika masyarakat tani memilihnya menjadi Ketua Umum HKTI (Himpunan Kerukunan Tani Indonesia) sejak 1999.
Kendati kesibukannya di seputar pertanian itu bukan hanya karena ia menjadi Ketua Umum HKTI itu, tetapi sudah sejak awal ia sudah mengelola usaha tani. Sebelum ia bersama rekannya mendirikan CV Bangun Tjipta Sarana yang kemudian menjadi PT Bangun Tjipta Sarana, sebuah kelompok usaha dengan bisnis inti konstruksi.
Pada 2017, Siswono Yudo Husodo diangkat menjadi Ketua Dewan Pertimbangan NasDem. Pengesahan ini didasarkan pada Surat Keputusan (SK) bernomor DPP Partai NasDem 069/DPP/Nasdem/III/2017 tanggal 22 Maret 2017 yang ditetapkan di Jakarta. Keputusan ini sekaligus mencabut SK nomor 1369/DPP NasDem 2014 tentang Penetapan Perubahan Susunan dan Persoanalia Dewan Pertimbangan, DPP Partai NasDem.
TAUFIK RUMADAUL I SDA
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.