Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Bulan Juni adalah periode dengan durasi malam yang pendek, terutama di belahan bumi utara. Namun, bulan ke-6 ini menyajikan sejumlah fenomena benda langit yang tergolong langka.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dilansir dari ulasan Forbes pada 1 Juni lalu, bulan pertama musim panas akan muncul di ujung periode titik balik matahari musim panas, sekitar 21-22 Juni 2024. Para penggemar antariksa bisa menikmati Strawberry Moon di langit timur saat senja. Saat itu bulan berada di sisi berlawanan dari Bumi dan Matahari, sehingga permukaannya sangat terang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Momentum Strawberry Moon dulunya sering dirayakan dengan panen stroberi oleh suku asli Amerika Serikat. Situasi bulan ketika diterangi oleh matahari yang berada di titik tertinggi itu sering juga disebut sebagai Rose Moon dan Honey Moon.
Selagi matahari melambung ke titik tertinggi, bulan purnama Juni justru berada di titik terendah dari siklus pergerakannya. Artinya bulan purnama terbit lebh lambat dari biasanya, mirip seperti matahari pada Desember.
Bulan Sabit yang Indah
Masyarakat juga bisa menyaksikan bulan sabit yang spektakuler setelah matahari terbenam mulai hari ini, Jumat, 7 Juni hingga 10 Juni 2024. Pemandangan langit itu bisa dilihat di ufuk langit arah barat atau barat daya.
Setiap bulannya, ada setidaknya empat malam berisi bulan sabit yang sering kita lewatkan. Ada kalanya pemandangan bulan yang tampak seperti piringan cekung itu terhalang oleh awan mendung. Pada bulan ini, bulan sabit akan tampak lebih indah. Bila dikeker dengan teleskop, kita bisa melihat sinar halus yang menerangi sisi gelap bulan.
Fenomena Planet Berjajar
Harus disaksikan dengan teleskop, sebanyak enam planet akan terlihat berjejer dari bumi pada 3-4 Juni 2024. “Urutannya dari yang paling duluan terbit yaitu Saturnus, kemudian Neptunus, Mars, Uranus, Merkurius, dan Jupiter,” kata penggiat astronomi dari komunitas Langit Selatan, Avivah Yamani, pada 2 Juni lalu.
Menurut Avivah, planet Saturnus akan muncul setelah tengah malam atau pada pukul 00.20 WIB. Cahayanya bisa dilihat dengan mata telanjang. Namun, setelah itu, muncul planet Neptunus dan Uranus yang hanya bisa dilihat melalui teleskop.
Parade itu masih berlanjut dengan munculnya Merkurius dan Jupiter menjelang fajar atau matahari terbit. Merkurius akan muncul pada 04.59, sedangkan Jupiter berselang 11 menit setelahnya. “Posisinya rendah banget di timur, tidak akan bisa diamati secara langsung juga,” ujar Avivah.
Profesor Riset Astronomi dan Astrofisika Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Thomas Djamaluddin, mengatakan fenomena itu dikenal sebagai Planetary Alignment atau planet berjajar. “Menunjukkan planet-planet di langit tampak segaris,” ujarnya lewat keterangan tertulis, Sabtu 1 Juni 2024.
Fenomena planet berjajar sering terjadi karena bidang orbitnya sedang dekat dengan bumi, ketika mengitari matahari. Namun, parade tahun ini sangat langka karena ada enam planet yang akan berbaris.
FORBES | ANWAR SISWADI