Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

sains

Planet Uranus Ternyata Bukan Seperti yang Dipahami Selama Ini

Wahana antariksa Voyager 2 diduga tak merekam Planet Uranus yang sewajarnya hampir 40 tahun lalu.

16 November 2024 | 12.42 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Penelitian terbaru mengungkap bahwa pemahaman tentang Planet Uranus selama hampir 40 tahun ini mungkin keliru. Pemahaman bahwa Uranus steril dari kehidupan didasarkan pada data Voyager 2 yang diduga merujuk kepada fenomena cuaca luar angkasa yang tidak biasa terjadi di planet itu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Analisis ulang data Voyager 2 pada 1986 tersebut menunjukkan bahwa pengukuran medan magnet Uranus kala itu kemungkinan dipengaruhi oleh semburan angin atau badai matahari yang terjadi tepat sebelum Voyager 2 melewati planet tersebut, sehingga mengubah bentuk magnetosfernya secara sementara.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Hasil analisis ulang itu dipublikasikan di jurnal Nature Astronomy pada 11 November 2024. Disebutkan di sana bahwa Voyager 2 tiba di Uranus dalam kondisi langka yang hanya terjadi sekitar 4 persen dari waktu. Perubahan magnetosfer akibat badai matahari kuat itulah yang dianggap menjelaskan hasil pengamatan aneh, termasuk medan magnet yang miring dan sabuk radiasi intens yang membuat ilmuwan bingung selama bertahun-tahun. 

Data Voyager 2 yang dikumpulkan pada 1986 itu yang menunjukkan bahwa Uranus dan lima bulan terbesarnya tampak tidak aktif dan steril. Selain menyebabkan distorsi pada medan magnet Uranus, badai matahari yang kuat juga menghapus petunjuk keberadaan material dari samudera atau aktivitas geologi. 

William Dunn dari Departemen Astronomi dan Fisika, University College London, mengatakan bahwa hasil analisis baru ini membuka kemungkinan bahwa bulan-bulan Uranus bisa memiliki samudera di bawah permukaannya yang mendukung kehidupan. “Mereka bisa memiliki samudra di bawah permukaan yang dipenuhi ikan atau kehidupan lainnya,” katanya, dikutip Jumat, 15 November 2024.

Temuan ini mengundang harapan baru dalam pencarian kehidupan di luar Bumi, sebuah konsep yang sebelumnya dianggap mustahil di dunia es yang dingin ini.

Ilmuwan proyek Voyager yang pertama kali menerima data dari Uranus, Linda Spilker, juga menyatakan terbuka atas banyak kemungkinan baru tentang sistem planet itu. “Sungguh luar biasa melihat potensi kehidupan di sistem Uranus, dan menarik untuk melihat bagaimana data yang dikumpulkan pada 1986 dapat memberikan wawasan baru bagi penelitian masa depan,” ujarnya. 

Penelitian ini juga menunjukkan betapa pentingnya meninjau kembali data lama yang sering dianggap tidak relevan. Hal ini seperti dituturkan Affelia Wibisono, astronom dari Dublin Institute for Advanced Studies. “Karena kadang-kadang, di balik data tersebut ada penemuan baru yang bisa mengubah cara kita memahami alam semesta,” katanya. 

NASA, yang kini berencana untuk meluncurkan misi baru ke Uranus pada 2034, menyatakan akan mempertimbangkan hasil penelitian ini saat merancang instrumen dan survei ilmiah untuk menjelajahi lebih dalam sistem planet ini. Misi tersebut diharapkan akan memberikan pemahaman lebih jelas tentang potensi bulan-bulan Uranus untuk mendukung kehidupan, yang telah dianggap sebagai dunia mati selama ini.

LIVE SCIENCE

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus