Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta -Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu dan menteri infrastruktur Ukraina Oleksandr Kubrakov menandatangani kesepakatan pada Jumat 22 Juli 2022 sore di Istanbul, Turki tentang ekspor gandum.
Penandatanganan ekspor gandum antara Ukraina, Rusia, Turki dan PBB dilakukan demi meringankan krisis pangan global.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dalam catatan Tempo, Turki memang mendukung kerja sama untuk menengahi perang Rusia Ukraina. Pasalnya, banyak negara yang terdampak dengan naiknya harga bahan pangan seperti biji-bijian, minyak goreng, bahan bakar dan pupuk di pasar global.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Banyak negara yang terdampak krisis pangan akibat invasi Rusia ke Ukraina. Salah satu negara yang terdampak adalah Indonesia dengan impor bahan baku seperti gandum dan biji-bijian. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, Indonesia setiap tahun selalu mengimpor gandum dari Ukraina dan Rusia. Tercatat sebanyak 2,8 juta ton gandum telah dikirimkan pada tahun 2021 dari Ukraina ke Indonesia.
Saat ini memang bahan pokok makanan masyarakat Indonesia adalah beras, namun dengan masuknya gandum mungkin juga dapat menggantikan posisi beras. Lantas, apa keunggulan gandum dibandingkan beras?
Beras dan Gandum Secara Umum
Beras dan gandum merupakan bahan pokok biji-bijian yang sama-sama tumbuh pada spesies rumput. Kedua biji-bijian ini adalah bagian dari keluarga Poaceae, atau contoh tanaman lainnya seperti jagung, barley, dan millet.
Dari penampilannya gandum memiliki bentuk lebih lonjong bewarna kuning muda atau krem, sedangkan nasi akan lebih encer. Sementara untuk rasanya kadang memiliki rasa lebih pahit dan beras lebih ringan agak kemanisan. Biasanya beras lebih sering dimasak di negara Asia, sementara gandum digunakan untuk menghasilkan tepung dalam makanannya seperti pizza dan pasta.
Bagaimana Nutrisinya?
Kedua makanan ini terbilang cukup tinggi kalori. Tapi tidak sepenuhnya menganggu diet yang sedang dilakukan. Melansir foodstruct.com, nasi adalah pilihan yang lebih baik untuk melakukan diet rendah kalori, rendah karbohidrat, dan rendah lemak. Sedangkan gandum dipilih untuk diet indeks glikemik rendah.
Namun dalam jurnal berjudul Does wheat make us fat?, menjelaskan bahwa hubungan konsumsi gandum utuh dengan peningkatan prevalensi obesitas pada populasi umum tidak ada kaitannya. Berbeda pada studi yang terbit pada tahun 2018, menyatakan bahwa nasi putih memiliki korelasi untuk menyebabkan penambahan berat badan.
Lebih Sehat Mana
Dari riset yang didapat, gandum memiliki kunggulan dalam kesehatan di beberapa bagian. Misalnya pada kesehatan jantung, studi 2015 menunjukan bahwa nasi putih berpotensi meningkatkan penyakit kardiovaskular. Namun di beberapa penelitian, asupan olahan beras terhadap serangan jantung juga belum konsisten.
Sementara studi yang terbit pada 2018 menjelaskan bahwa gandum terbukti dapat mengurangi gejala jantung coroner dan penyakit kardiovaskular. Selain itu, gandum juga mampu menurunkan kolestrol darah dan tekanan darah. Mengganti nasi putih dengan gandum juga dapat mengurangi risiko diabetes berlebih.
Gandum memang memiliki indeks glikemik yang cukup rendah. Namun disarankan untuk mengonsumsi jenis biji-bijian ini secara teratur agar mendapatkan kesehatan yang lebih terjaga.
FATHUR RACHMAN
Baca juga : Odesa Diserang, Amerika Menuduh Rusia Langgar Komitmen Ekspor Gandum