Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Perkembangan teknologi memang tidak bisa dihindari dan membawa banyak perubahan. Namun, lingkungan sekitar, khususnya peran orang tua, sangat penting dalam mengatasi anak kecanduan gawai. Ketua Puspaga Kota Tangerang, Sri Damayanti, menyebut mengatasi anak kecanduan gawai dapat dimulai dari orang tua yang menjadi teladan dengan membatasi penggunaan gawai.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Jika orang tua terlihat sering bermain gawai, anak pasti akan mengikuti kebiasaan tersebut. Orang tua perlu memperbanyak aktivitas bermain secara langsung dan bermain bersama anak. Selain itu, orang tua perlu menentukan jadwal waktu yang tepat bagi anak untuk bermain gadget,” ujar Sri, Jumat, 17 Mei 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ia mengakui di era digital ini menjadikan gawai sebagai kebutuhan tak bisa dielakkan sebab gawai memberikan kemudahan dalam melakukan segala aktivitas, seperti bekerja, memesan makanan, membeli barang, dan berinteraksi dengan teman.Hal ini juga tak bisa lepas dari kalangan remaja usia 12-21 tahun, bahkan anak usia 7-11 tahun. Apalagi, gawai sudah menjadi barang yang tak asing bagi anak usia 3-6 tahun, tentunya ini membawa banyak perubahan, seperti emosional dan kehidupan sehari-hari.
“Mulai banyak temuan kasus tentang anak yang kecanduan gawai membuat mereka sulit mengendalikan emosi, bahkan sampai hilang fokus dalam melaksanakan tugasnya di sekolah. Sebagai orang tua perlu memahami dunia internet dan mengajarkan penggunaannya kepada anak secara bijak,” jelasnya.
Batasan waktu yang dianjurkan
Selain itu, adanya pembatasan waktu terhadap anak di bawah usia 2 tahun dengan tidak membiarkannya bermain gawai sendiri, termasuk televisi, telepon pintar, dan tablet. Sedangkan untuk anak usia 2-4 tahun dibatasi waktu kurang dari satu jam sehari dan usia 5 tahun ke atas sebaiknya tidak lebih dari dua jam sehari.
“Apabila masyarakat ingin melakukan konsultasi lain, tak hanya permasalahan anak, seperti tumbuh kembang anak dan pola pengasuhan anak, kami juga menerima konsultasi tentang pernikahan serta hubungan keluarga,” paparnya.