Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

gaya-hidup

Sindrom Anak Sulung Viral di TikTok, Baikkah Dampaknya atau Sebaliknya?

Beberapa ciri terkait sindrom anak sulung adalah perfeksionis, tanggung jawab besar, berperan sebagai pemimpin. Berdampak positif atau sebaliknya?

31 Maret 2024 | 21.13 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Jadi anak sulung seperti merasa tak pernah melakukan cukup baik dan Anda bertanggung jawab pada kebahagiaan semua orang. Setidaknya, itulah yang dirasakan banyak orang dan kemudian viral di TikTok dengan tagar #EldestDaughterSyndrome dan sudah ditonton 24,7 juta kali.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Beberapa ciri terkait sindrom anak sulung adalah perfeksionis, terlalu banyak tanggung jawab, berperan sebagai pemimpin, butuh persetujuan, dan mendahulukan kebutuhan orang lain. Masalah ini pula yang sering ditemui psikolog konseling Dr Rina Bajaj pada para perempuan yang mendatangi kliniknya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Anak sulung, terutama perempuan, kadang mengalami tekanan lebih besar untuk memberi contoh, mengajari adiknya, dan mengambil peran pemimpin di keluarga," ujarnya kepada The Sun.

Bukan karena urutan kelahiran
Bukan urutan kelahiran yang mempengaruhi kepribadian itu tapi uruan kelahiran itu yang berdampak pada bagaimana keluarga memperlakukan dan memandang Anda sehingga mempengaruhi perilaku.

"Beberapa orang tua cenderung untuk membebani anak pertama dengan tugas-tugas merawat dan mengajari adik-adiknya serta membantu tuga-tugas rumah tangga," tutur Bajaj.

Sementara tugas-tugas esktra ini bisa membuatnya lebih dewasa dan kompeten karena memiliki keterampilan untuk memasuki dunia kerja, hal ini juga membahayakan anak sulung.

"Anda tumbuh dengan kecemasan pada tanggung jawab dan harapan yang tinggi yang mungkin menjadikan orang perfeksionis karena berusaham mencapai standar tinggi yang tidak mungkin," tambahnya.

Bagaimana mengubahnya? Bajaj menyebut kepedulian pada diri sendiri adalah kuncinya, termasuk mengatasi isu terkait sindrom anak pertama. Tetapkan juga bataskan dan prioritaskan pada diri sendiri untuk mengurangi perasaan perfeksionisme dan kelebihan tanggung jawab. Hal ini bukan berarti Anda egois dan membiarkan segala sesuatu berjalan keliru.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus