Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

politik

Besok Waisak, Biksu Buddha Ambil Api Dharma Mrapen dan Sucikan di Candi Mendut

Biksu ambil Api Dharma Mrapen dan sakralkan di Candi Mendut merupakan rangkaian acara Perayaan Waisak yang bakal digelar di Kompleks Candi Borobudur.

22 Mei 2024 | 08.25 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Para Bhikkhu atau Biksu Buddha melakukan upacara pengambilan Api Dharma Mrapen di Grobogan, Jawa Tengah, yang akan digunakan pada Perayaan Tri Suci Waisak 2568 Buddhis Era (BE), Kamis besok, 23 Mei 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Upacara tersebut merupakan rangkaian dari acara Perayaan Tri Suci Waisak, yang puncaknya akan digelar di Kompleks Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Hari ini kita melaksanakan pengambilan Api Dharma di Mrapen, Grobogan dan besok dilanjutkan dengan pengambilan Air Berkah di Umbul Jumprit, Temanggung," kata Pelaksana Pengambilan Api Abadi Gunawan dalam keterangan di Jakarta, Selasa, 21 Mei 2024.

Gunawan menjelaskan, Api Dharma yang diambil dari Mrapen ini akan dibawa ke Candi Mendut, guna pelaksanaan prosesi kirab Waisak dari Candi Mendut menuju Candi Borobudur.

Acara tersebut, kata dia, dijadwalkan untuk dilaksanakan pada Kamis besok, 23 Mei 2024 pukul 14.30 WIB, dan dilanjutkan dengan ibadah menjelang detik-detik Waisak yang akan jatuh tepat pukul 20.52 WIB di Lapangan Kenari Zona I Candi Borobudur.

"Selain itu, ada juga pelepasan sekitar 2.568 lampion yang akan memenuhi langit Borobudur di Lapangan Marga Utama Candi Borobudur," ujar Gunawan.

Terkait hal tersebut, Penyelenggara Bimbingan Masyarakat (Pembimas) Buddha Magelang, Kementerian Agama (Kemenag) RI Saring berharap agar semangat umat Buddha terus menyala seperti nyala Api Dharma yang terus memberikan penerangan dalam menjalankan ajaran Buddha.

"Semoga api ini membawa kebajikan bagi semuanya, dan para Bhikkhu Thudong juga membawa kebaikan bagi umat Buddha dan Bangsa Indonesia," ucapnya.

Sebelumnya, pada 20 Mei lalu, para Biksu Thudong telah menyelesaikan perjalanannya dari Thailand menuju Candi Borobudur guna merayakan Waisak 2568 BE di Candi Borobudur.

Perayaan Tri Suci Waisak dilaksanakan untuk memperingati tiga peristiwa penting dalam ajaran Buddha, yakni kelahiran Pangeran Siddharta, Pangeran Siddharta saat mencapai Penerangan Agung dan menjadi Buddha, serta wafatnya Buddha Gautama.

Waisak 2568 BE mengusung tema "Untuk Hidup Bahagia sebagai Makhluk dan Manusia, Marilah Kita Meningkatkan Kesadaran yang Diajarkan oleh Sang Buddha, dengan sub-tema, "Hindarilah keserakahan duniawi, kebodohan, kemarahan dan kebencian".

Selanjutnya: Api Dharma disakralkan di Candi Mendut

 

Api Dharma disakralkan di Candi Mendut

Api dharma dari sumber api alam Mrapen disakralkan oleh para biksu di Candi Mendut Kabupaten Magelang, sebelum perayaan Waisak.

Menurut Ketua DPD Walubi Jawa Tengah Tanto Harsono, api merupakan salah satu unsur kehidupan. Api ini diambil dari sumber api abadi di Mrapen, Kabupaten Grobogan.

Tanto mengatakan, api dari Mrapen ini disakralkan di Candi Mendut sebelum dibawa ke Candi Borobudur pada perayaan Waisak.

Tanto menjelaskan setelah upacara dengan membaca doa, api ini dibawa pradaksina keliling candi sampai tiga kali.

Menjelang perayaan Waisak, katanya api ini akan dibawa ke Candi Borobudur bersama dengan air suci dari Umbul Jumprit di Kabupaten Temanggung.

Ia menuturkan saat pradaksina sambil membaca doa supaya cita-cita bisa tercapai dan harapan bisa terwujud.

"Walubi mengharapkan Indonesia ini bisa hidup rukun, bahagia semua dan bisa makmur. Kita dalam berkehidupan berbangsa ini bisa aman dan damai," katanya di Magelang, Selasa, 21 Mei 2024.

Api dharma yang bersumber dari api alam di Mrapen, merupakan lambang yang memancarkan cahaya gemerlapan, menghapuskan keadaan suram menjadi terang dan yang memberikan semangat menembus ketidaktahuan dalam kehidupan ini.

"Dengan pancaran penerangan akan menjadikan kehidupan ini terayomi oleh tuntutan Dharma yang mampu melepaskan manusia dari belenggu penderitaan," katanya.

Ia menjelaskan, Api Dharma sebagai lambang semangat merupakan sarana peribadatan ritual umat Buddha yang senantiasa melahirkan pencerahan dan penyadaran dalam kehidupan ini,

Dengan lambang api ini pula, katanya, Walubi berupaya menjadikan kebersamaan dan kerukunan hidup umat beragama yang dilandasi oleh cinta kasih dan welas asih menjadi rangkaian seluruh aktivitas Buddha Dharma Indonesia.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus