Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Palangka Raya - Badan Penanggulangan Bencana Daerah atau BPBD Palangka Raya, Kalimantan Tengah menduga kebakaran lahan yang terjadi di wilayah mereka dilakukan dengan sengaja. Musababnya, kebakaran terjadi di lokasi yang sama dengan tahun lalu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Pada tahun lalu, di lokasi juga sempat terjadi kebakaran lahan dan berhasil dipadamkan. Namun di tahun 2024 sekarang ini di wilayah itu kembali terjadi kebakaran,” kata Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Palangka Raya Heri Fauzi pada Selasa, 30 Juli 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Heri menduga faktor penyebab terjadinya kebakaran lahan itu dilakukan orang-orang yang dengan sengaja membakarnya dengan tujuan tertentu.
“Kejadian yang dilakukan tahun ini merupakan lokasi yang berulang dari tahun sebelumnya. Kami menduga ada faktor kesengajaan yang dilakukan oleh oknum-oknum tidak bertanggung jawab yang membakar lahan,” kata dia.
Heri menjelaskan, kebakaran lahan itu mulai banyak terjadi dalam dua pekan ini. “Hal itu dikarenakan memang sedang mengalami peralihan musim. Dimana berdasarkan prediksi BMKG, dari awal awal Juli, Agustus hingga pertengahan September potensi kemarau masih terus terjadi,” tutupnya.
Sebelumnya, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memperluas wilayah sasaran pengendalian kasus kebakaran hutan dan lahan (karhutla) pada 2024. Penanganan potensi api di lahan tak lagi terfokus di enam daerah prioritas.
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, mengatakan ada 13 kasus karhutla dari total 20 kasus bencana yang dihimpun oleh BNPB pada dasarian (sepuluh hari) kedua bulan ini. Laporan kebakaran lahan itu berasal dari wilayah Aceh Barat, lalu Gunung Sipiso-Piso di Kecamatan Merek di Sumatera Utara, serta Taman Nasional Bromo Tengger di Jawa Timur.
Tim BNPB juga mencatat kasus kebakaran lahan di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah di Kupang, Nusa Tenggara Barat. Sumber-sumber kasus karhutla baru ini bahkan bukan bagian dari enam daerah rentan kebakaran. Selama ini, penanganan karhutla cenderung menyasar Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah. Pada 2023, risiko kebakaran datang dari area lain.
“Termasuk di pesisir selatan Sumatera Barat dan Kalimantan Timur juga mulai intens terjadi kebakaran lahan hutan maupun mineral,” kata dia.