Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

politik

Jejak Politik Marissa Haque: Dari PDIP hingga PAN

Marissa Haque mengawali karier politiknya sebagai anggota DPR RI pada 2004 dari PDIP.

2 Oktober 2024 | 13.11 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Aktris senior Marissa Grace Haque atau Marissa Haque meninggal dunia dalam usia 61 tahun pada Rabu dinihari, 2 Oktober 2024 pukul 00.50 WIB. Kabar duka ini disampaikan oleh putri sulungnya, Bella Fawzi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Innalillahi wainnailaihi rojiun, telah berpulang ke Rahmatullah Ibunda kami tercinta, Ibu @marissahaque. Mohon doanya untuk ibu saya. Teman2 beliau org baik. Cc@chikifawzi @ikangfawzi," demikian tulisan pernyataan yang diunggah di Instagram Bella Fawzi

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Anak bungsu Marissa, Chiki Fawzi, lebih dulu mengabarkan berita duka ini pada Rabu dinihari. "Telah berpulang ke rahmatullah ibu Mariisa ibu saya. Saya mohooooonnnn ibu," tulisnya di Instagram Story dalam suasana yang penuh emosional.

Chiki kemudian menuliskan pesan terakhir Marissa yang ingin ia wujudkan, yakni dimakamkan di TPU Tanah Kusir. Unggahan itu sekaligus meminta pertolongan dari warganet untuk membantunya menunaikan hajatnya.

"Ibuku cuma mau dimakamin di Tanah Kusir. Caranya gimana. Instagram. Please do your magic. Mau beri yang terbaik buat Ibu. Aku harus apa, harus hubungi apa," tulisnya. 

Chiki kemudian membuat unggahan fotonya yang memegang tangan istri penyanyi rock, Ikang Fawzi itu. "I love you soooo muchhhhhh ibuuuuu!!!!!" tulisnya. 

Pada unggahan di beranda Instagramnya, Chiki mengunggah foto Marissa yang mulai dikafani. Di samping jenazah ibunya, ia meletakkan Al Quran dan foto mereka sekeluarga. "Cintakuuu," tulisnya. 

Jejak politik Marissa Haque

Marissa Haque lahir di Balikpapan 15 Oktober 1962. Meski dikenal sebagai artis di era 1980-an, Marissa memiliki karier yang cukup panjang di dunia politik Indonesia. Berikut adalah beberapa jejak politiknya:

Marissa mengawali karier politiknya sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI pada 2004 dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan atau PDIP untuk daerah pemilihan (dapil) Jawa Barat II.

Selama masa jabatannya, dia aktif dalam berbagai isu, termasuk lingkungan, pendidikan, dan pemberdayaan perempuan.

Pada 2006, Marissa maju sebagai calon Wakil Gubernur Banten mendampingi Zulkieflimansyah, calon dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Sarikat Indonesia (PSI).

Sementara PDIP mendukung pasangan Ratu Atut Chosiyah dan Mohammad Masduki yang kemudian memenangkan pemilu pada periode tersebut.

Hal ini membuatnya dikeluarkan dari DPR. Ia pun diminta mundur oleh Sekretaris Jenderal PDIP Pramono Anung kala itu, seperti dikutip dari Antara.

Marissa juga tidak memenangkan pemilihan kepala daerah atau Pilkada Banten, akan tetapi pencalonannya menandai pentingnya peran politiknya di wilayah Banten. Pencalonannya mengukuhkan keterlibatannya dalam politik lokal dan perhatiannya terhadap pembangunan daerah, terutama di Banten.

Marissa kemudian bergabung dengan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) pada 7 Oktober 2007 bersama sang suami Ikang Fawzi dan Paula Onky Alexander.

Ia kembali aktif dalam berbagai aktivitas politik, terutama terkait dengan kampanye di wilayah Banten.

Namun, perjalanan politiknya di partai ini tidak bertahan lama di partai berlambang ka'bah. Pada 4 Oktober 2014, Marissa kembali berpindah partai.

Ia bergabung dengan Partai Amanat Nasional (PAN). Adapun kepindahannya dari PPP ke PAN disebut karena alasan prinsip.

Selain aktivitas politiknya, Marissa Haque memiliki gelar akademik di berbagai bidang. Dia merupakan lulusan Fakultas Hukum Universitas Trisakti. Kemudian, ia melanjutkan S2 bidang bahasa anak tuna rungu di Universitas Katolik Atmajaya.

Dia juga merupakan lulusan magister administrasi bisnis (MBA) Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.

Selanjutnya, Marissa juga mendapatkan gelar doktor dari Pusat Studi Lingkungan Institut Pertanian Bogor (IPB) pada Februari 2012.

Secara keseluruhan, meski ia tidak selalu berada di garis depan politik nasional, Marissa tetap menjadi figur yang aktif, terutama dalam politik lokal dan dalam isu-isu sosial yang dekat dengan masyarakat

Perpindahannya antar-partai menunjukkan dinamika politiknya yang fleksibel, serta keinginannya untuk berkontribusi pada berbagai bidang sesuai dengan pandangan dan kepentingan sosialnya.

ISTIQOMATUL HAYATI | ANTARA

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus