Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Bulan Ramadan sudah di depan mata. Seluruh umat Islam di dunia mulai mempersiapkan diri untuk menunaikan ibadah puasa selama satu bulan penuh.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Di Indonesia, pemerintah melalui Kementerian Agama akan menggelar sidang isbat untuk menentukan 1 Ramadan 1445 Hijriah. Sidang isbat tersebut akan memutuskan apakah awal Ramadan tahun ini jatuh pada 11 atau 12 Maret 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Di sisi lain, Majelis Tarjih Pusat Muhammadiyah telah menetapkan 1 Ramadan bertepatan dengan 11 Maret 2024. Hal tersebut berdasarkan hasil hisab hakiki wujudul hilal yang dipedomani oleh Majelis Tarjih dan Tajdid.
Lantas, kapan sidang isbat awal Ramadan digelar? Simak rangkuman informasi selengkapnya berikut ini.
Jadwal Sidang Isbat Awal Ramadan
Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Agama dijadwalkan akan menggelar sidang isbat untuk menentukan awal Ramadan 1445 Hijriah/2024 Masehi pada Minggu, 10 Maret 2024. Sidang itu akan dihelat di Auditorium H.M Rasjidi Kementerian Agama, Jl. M.H. Thamrin, Jakarta Pusat.
Di hari yang sama, sebelum menentukan awal puasa, pemerintah akan menggelar pemantauan hilal (rukyatul hilal) awal Ramadhan di 134 lokasi di seluruh wilayah Indonesia. Hal ini bertepatan dengan 29 Syaban 1445 Hijriah.
“Nantinya, sidang isbat penetapan awal Ramadhan akan dilakukan dengan mempertimbangkan informasi awal berdasarkan hasil perhitungan secara astronomis atau hisab, serta hasil konfirmasi lapangan melalui mekanisme pemantauan hilal,” kata Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah Kemenag Adib, di Jakarta, Selasa, 20 Februari 2024.
Melansir dari laman resmi Kementerian Agama, sidang isbat akan dibagi menjadi tiga tahap. Tahap pertama, pemaparan posisi hilal awal Ramadan 1445 H berdasarkan hasil hisab (perhitungan astronomi). Pemaparan dilakukan Tim Hisab dan Rukyat Kemenag mulai pukul 17.00 WIB.
“Sesi ini terbuka untuk umum dan akan disiarkan secara live di Channel Youtube Bimas Islam,” ujar Adib.
Kemudian tahap kedua, sidang isbat akan digelar secara tertutup setelah Salat Magrib. Selain data hisab (informasi), sidang isbat juga akan merujuk pada hasil rukyatulhilal (konfirmasi) yang dilakukan Tim Kemenag pada 134 lokasi di seluruh Indonesia.
Adib menjelaskan, rukyatul hilal atau pemantauan hilal sendiri akan dilaksanakan Kanwil Kemenag dan Kemenag Kabupaten/Kota, bekerja sama dengan Pengadilan Agama, ormas Islam, serta instansi lain di daerah setempat.
“Tahap ketiga, konferensi pers hasil sidang isbat yang juga disiarkan melalui media sosial Kemenag,” ujarnya.
Adapun alasan pentingnya melaksanakan sidang isbat adalah karena ada banyak organisasi kemasyarakatan (Ormas) Islam di Indonesia yang juga memiliki metode dan standar masing-masing dalam penetapan awal bulan Hijriyah.
Hal ini tak jarang membuat penetapan Ramadan antara satu organisasi dengan organisasi lainnya berbeda. Seiring dengan adanya perbedaan mazhab serta metode yang digunakan, sidang isbat menjadi forum, wadah, sekaligus mekanisme pengambilan keputusan.
Imbauan Menteri Agama Terkait Perbedaan Awal Ramadan di Indonesia
Awal Ramadan 1445 Hijriah/2024 Masehi di Indonesia kemungkinan akan berbeda antara pemerintah dan Muhammadiyah.
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas mengimbau umat Islam tetap menjaga ukhuwah dan toleransi dalam menyikapi potensi perbedaan ini.
“Umat Islam diimbau untuk tetap menjaga ukhuwah Islamiyah dan toleransi dalam menyikapi potensi perbedaan penetapan 1 Ramadhan 1445 Hijriah/2024 Masehi,” ujar Yaqut di Jakarta, Rabu, 6 Maret 2024.
Imbauan Yaqut tersebut tertuang dalam Surat Edaran Nomor 1 Tahun 2024 tentang Panduan Penyelenggaraan Ibadah Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri Tahun 1445 Hijriah/2024 Masehi.
Umat Islam diimbau melaksanakan berbagai kegiatan di masjid, musala, dan tempat lain dalam rangka syiar Ramadhan dan menyampaikan pesan-pesan takwa serta mempererat persaudaraan sesama anak bangsa.
RADEN PUTRI