Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy mengatakan pemerintah dapat mengatasi masalah penurunan jumlah masyarakat kelas menengah dengan pembukaan lapangan kerja. Tren penurunan kelas menengah disebabkan oleh melemahnya daya beli karena kondisi ekonomi global.
“Tugas saya saja menyelamatkan, jangan sampai masyarakat yang sekarang berada di aspiring middle class (kelompok antara kelas menengah dan rentan menengah turun ke bawah sampai ke lower class (level terbawah),” kata Muhadjir di Gambir, Jakarta Pusat, Selasa, 8 Oktober 2024.
Kemenko PMK sedang memantau agar penurunan kelas menengah tidak berlanjut. Penurunan jumlah kelas menengah dapat berdampak terhadap melonjaknya jumlah masyarakat di kelompok rentan miskin dan miskin.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan penurunan jumlah kelas menengah dari 57,33 juta orang pada 2019 menjadi 47,85 juta orang pada 2024. Penurunan ini setara dengan 9,48 juta orang yang turun kasta dari kelas menengah.
Ekonom sekaligus Direktur Next Policy, Yusuf Wibisono, menilai perlu upaya dari pemerintah untuk memberdayakan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) serta menciptakan lapangan pekerjaan yang berkualitas secara luas demi menyelamatkan kelas menengah. Selain itu, pemerintah perlu memberi pelayanan pendidikan dan kesehatan berkualitas dengan biaya yang murah.
“Sehingga, memfasilitasi kelas menengah untuk menjadi wirausahawan yang tangguh atau menjadi tenaga kerja terlatih dengan upah yang tinggi di pasar tenaga kerja,” kata Yusuf kepada Tempo, Selasa, 1 Oktober 2024.
Riri Rahayu berkotnribusi dalam penulisan artikel ini.
Pilihan editor: Sri Mulyani Klaim Ada 11 Juta Lapangan Kerja Baru Sejak 2021 Saat 52 Ribu Karyawan Di-PHK Setahun Terakhir
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini