Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
SURABAYA
Bersepeda ke Jakarta Menagih Janji
Lima warga Syiah korban kerusuhan Sampang meninggalkan Surabaya pekan lalu dengan bersepeda menuju Jakarta. Mereka bermaksud menemui dan menagih janji Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Setelah menerima World Statesmen Award 2013 dari Appeal of Conscience Foundation di Amerika Serikat pekan lalu, Presiden berjanji mengembalikan para pengungsi Syiah ke kampung halamannya.
Mat Rosyid, Noor Mujadin, Makhrus, Anwar, dan Muis melakukan perjalanan didampingi aktivis dari Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) serta Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Universalia. Mereka melintasi jalur pantai utara Jawa dan berhenti di beberapa kota untuk beristirahat serta menemui tokoh agama setempat.
Mat Rosyid mengatakan warga di pengungsian menuntut pemerintah pusat mengambil tindakan konkret dalam bentuk resolusi konflik, bukan relokasi. Selama sembilan bulan ini, mereka tinggal di Gedung Olahraga Sampang, yang dijadikan tempat pengungsian, dengan kondisi yang memprihatinkan. Mereka juga meminta jaminan dan perlindungan keamanan terhadap aset milik pengungsi di kampung serta jaminan keamanan komunitas Syiah.
Tommy Raditya D.
TUBAN
Nenek Tertabrak, Bus Pantura Dibakar
Massa membakar bus PO Sinar Mandiri di jalur pantai utara Desa Margosuko, Kecamatan Bancar, Kabupaten Tuban, pekan lalu. Mereka marah karena bus rute Surabaya-Semarang ini menabrak Kuning, perempuan 61 tahun, hingga tewas.
Adapun sopir bus bernomor polisi N-7726-UG, Sri Utomo, 39 tahun, selamat dari amuk massa karena ditangkap polisi.
Saksi mata menyebutkan bus itu melaju kencang dari Tuban menuju Rembang. Kuning, perempuan penjual nasi jagung keliling, tertabrak saat menyeberang jalan karena tak melihat bus yang berusaha menyalip iring-iringan truk.
Polisi menetapkan dua tersangka kasus pembakaran itu. Mereka adalah Wage, 53 tahun, dan Wagyu Doni Saputra, 16 tahun, yang diduga menjadi penggerak massa. Sebelumnya, menurut Kepala Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Resor Tuban Ajun Komisaris Wahyu Hidayat, polisi sudah menetapkan Sri Utomo, sopir bus, sebagai tersangka.
Sujatmiko
JEMBER
Resah Petani Tembakau Akibat Hujan
Sedikitnya 25 hektare tanaman tembakau milik petani di Kecamatan Tempurejo, Kabupaten Jember, mati akibat hujan deras dalam beberapa pekan terakhir. Masykur, Kepala Dinas Perkebunan dan Kehutanan Jember, mengatakan Dinas tengah menginventarisasi lahan tembakau yang juga rusak di wilayah lain.
Menurut Ketua Asosiasi Tembakau Kasturi Jember Abdurrahman, petani terpaksa menyulam atau menanam ulang tembakau. Sebagian lagi memilih beralih menanam padi dan sayur.
Abdullah Ashar, 40 tahun, petani tembakau di Kecamatan Wuluhan, harus mengeluarkan duit Rp 3 juta untuk membeli bibit tembakau baru. Tanaman tembakau di lahan dua hektare miliknya rusak. "Saya tidak bisa berbuat banyak dengan perubahan cuaca yang tak menentu," katanya. Dia berharap Dinas Perkebunan lebih aktif memberi informasi tentang iklim dan cuaca kepada petani. Sebab, Mei biasanya memasuki musim kemarau, sehingga petani mulai menanam tembakau. Nyatanya hingga Juni ini curah hujan masih tinggi.
Masykur mengatakan pihaknya sudah memberi informasi perkiraan cuaca setiap pekan melalui kelompok tani dan asosiasi. Ramalan cuaca itu menyebutkan musim kemarau tahun ini baru dimulai pada awal Juni 2013. Selama ini, kata dia, Dinas tak bisa melarang petani yang mulai menanam. "Kami hanya mengimbau."
Mahbub Djunaidy
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo