Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, London - Puluhan ribu jemaah Ahmadiyah dan tamu undangan menghadiri Jalsah Salanah United Kingdom 2023 di Oakland Farm, Alton, Inggris. Sejumlah tokoh dan pemimpin lintas agama dari berbagai negara turut hadir dalam pertemuan tahunan Ahmadiyah yang berlangsung dari 28 hingga 30 Juli 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Jalsah Salanah tahun ini diperkirakan dihadiri lebih dari 40 ribu tamu yang datang dari 100 negara,” ujar Yendra Budiana, Sekretaris Pers Jemaat Ahmadiyah Indonesia (JAI), Jumat, 28 Juli 2023, waktu London.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dari Indonesia, Menteri Agama 2014-2019 Lukman Hakim Saifuddin, Musdah Mulia, Alissa Wahid, Duta Besar Indonesia untuk Tunisia Zuhairi Misrawi hadir dalam perhelatan tersebut. Selain mereka, Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Jawa Tengah Taslim Syahlan dan peneliti BRIN Ahmad Najib Burhani turut menghadiri Jalsah Salanah 2023.
Jemaat Ahmadiyah dan tamu undangan mendengarkan pidato pembukaan Jalsah Salanah 2023 di Inggris. TEMPO/Yandhrie Arvian
Meski setiap negara tempat jemaat Ahmadiyah berada menggelar Jalsah Salanah masing-masing, namun Jalsah Salanah di Inggris merupakan yang terbesar. Sejumlah tokoh muslim internasional sekaligus peneliti hadir di Jalsah Salanah Inggris. Di antaranya adalah Faheem Younes. Ahli infection disease dari Universitas Maryland, Amerika Serikat, ini akan menjadi salah satu pembicara di hari kedua Jalsah Salanah, Sabtu 29 Juli 2023. Faheem akan berbicara mengenai bukti sains atas eksistensi tuhan.
Musdah Mulia, cendekiawan muslim yang kerap memperjuangkan hak perempuan, menuturkan kehadirannya di Jalsah Salanah kali ini merupakan yang kedua kali. Profesor riset perempuan pertama Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) —sebelum berganti nama jadi BRIN—ini pernah mengikuti perhelatan yang sama pada 2003, sekitar 20 tahun yang lalu.
Neil Schlichting, jemaat Ahmadiyah asal Kanada di depan tenda bazar Jalsah Salanah Inggris, Jumat 28 Juli 2023. TEMPO/Yandhrie Arvian
Neil Schlichting, jemaat Ahmadiyah asal Kanada, mengatakan kehadirannya ke Jalsah Salamah UK juga merupakan yang kedua. Pria 28 tahun ini sebelumnya menghadiri Jalsah Salanah UK pada 2017. “Bedanya, kali ini saya datang bersama istri dan anak,” ujar pria asal Calgary, Kanada, tersebut.
Neil menjadi muslim pada 2012. Beberapa tahun kemudian ia memutuskan menjadi pengikut Ahmadiyah. Ia sempat belajar di Qadian, India—tempat Mirza Ghulam Ahmad, pendiri Jemaat Muslim Ahmadiyah, dilahirkan.
Bagi Muhammad Kamal, kehadirannya di Jalsa Salanah UK merupakan yang pertama. Selama ini, mahasiwa program master jurusan biologi molekuler di Universitas Gothenborg, Swedia, ini hanya mendengar kisah Jalsah Salanah dari ibunya. Pemerintah Pakistan melarang kegiatan Jalsah Salanah saat ibunya masih remaja.
“Tadi pagi saya telpon ibu saya memberitahukan saya hadir di Jalsah Salanah. Dia sungguh terharu,” ujar Muhammad.
Jacob Ouedraogo, Duta Besar Burkina Faso untuk Senegal, sudah tiga kali datang ke Jalsa Salanah. Meski beragama kristen, ia senang datang ke Jalsa Salanah untuk melihat indahnya keberagaman. Menurut dia, kegiatan Jalsah Salanah dari tahun ke tahun semakin besar.
Dalam kehadirannya kali ini, ia berharap bisa bertemu langsung dengan Hazrat Mirza Masroor Ahmad. “Saya ingin meminta Mirza Masroor Ahmad mendoakan negara saya agar tercipta perdamaian di sana,” ujar bekas anggota parlemen Burkina Faso ini.
Jacob lalu menceritakan serangan terorisme yang terjadi di negaranya dalam beberapa tahun terakhir ini. Perebutan atas sumber daya emas menjadi pemicu dari sejumlah serangan terorisme di sana.
Kemacetan terjadi di sejumlah ruas jalan sebelum Jalsah Salanah UK resmi dibuka. Beberapa tamu undangan terpaksa turun dari kendaraan dan memilih berjalan kaki 3-5 kilometer menuju lokasi perhelatan. Lokasi perhelatan Jalsah Salanah sekitar 82 kilometer dari kota London.
Suasana di dalam Oakland Farm, Alton, tempat Jalsah Salanah UK berlangsung, Jumat 28 Juli 2023. TEMPO/Yandhrie Arvia
Acara Jalsah Salanah dibuka dengan lantunan puisi dan lagu-lagu syalawat memuja Nabi Muhammad. Kalifah kelima Ahmadiyah, Hazrat Mirza Masroor Ahmad menyampaikan pidato pembukaan. Selain di dalam tenda utama, ribuan jemaat Ahmadiyah dan undangan mendengarkan pidato tersebut dari luar tenda melalui sejumlah layar di lokasi perhelatan.
Yandhrie Arvian (London)
Pilihan Editor: Melawat ke Masjid Mubarak, Pusat Komunitas Ahmadiyah Dunia