Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Hari-hari ini ramai dikabarkan beberapa Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa atau Ketua BEM diintimidasi setelah melayangkan kritikan kepada pemerintah Jokowi. Intimidasi atau tindakan mengancam tersebut menunjukkan bahwa kebebasan berpendapat belum sepenuhnya berjalan di Indonesia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ketua BEM UGM Gielbran M. Noor misalnya, mengaku diteror setelah memberi gelar Presiden Joko Widodo atau Jokowi sebagai Alumni UGM Paling Memalukan. Hal serupa juga dialami Ketua BEM Universitas Indonesia atau UI Melki Sedek Huang setelah vokal mengkritik Jokowi. Terbaru, ia dinonaktifkan dari jabatannya usai dituding melakukan kekerasan seksual.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ketua BEM KM UGM Gielbran Muhammad Noor. Tempo/Pribadi Wicaksono
Ketua BEM UGM Gielbran Muhammad Noor mengaku diteror
Buah mengkritik pemerintahan Jokowi dan mendapuk sosok kepala negara itu sebagai Alumni UGM Paling Memalukan, Ketua BEM UGM Gielbran Muhammad Noor akui mendapat rentetan teror. Salah satu bentuk intimidasi yang dialaminya adalah fakultasnya didatangi intelijen. Telik sandi itu disebut meminta biodata Gielbran di dekanat.
“Karena tidak bawa izin, oleh dekanat biodata saya itu juga tidak diberikan,” kata Gielbran pada Jumat, 15 Desember 2023.
Mahasiswa Fakultas Peternakan UGM ini menuturkan, bentuk teror atau intimidasi lain yang terpantau olehnya langsung adalah doksing terhadap keluarganya melalui media sosial. Selain itu, ada pula selebaran poster yang menyudutkan Gielbran bernarasi aksinya ditunggangi kepentingan politik. Poster itu beredar di sebuah kawasan Kabupaten Sleman.
Isi poster tersebut menuding orang tua Gielbran adalah calon legislatif atau caleg partai politik yang berseberangan dengan pemerintahan Jokowi. Gielbran pun menegaskan orang tuanya tidak terafiliasi dengan partai apa pun. Namun pihaknya memilih bersikap santai dengan isu yang dihembuskan anonim itu. Dia menyayangkan aksi intimidasi seperti itu.
“Intimidasi itu tidak akan membuat kami takut bersuara,” kata Gielbran.
Tak hanya berhenti di sana, serangan yang mengarah ranah pribadi Gielbran intens terjadi di media sosial. Intimidasi itu antara lain menarasikan bahwa Gielbran telah di-DO alias drop out atau dikeluarkan dari kampus UGM. Ada pula yang menuding Ketua BEM UGM itu merupakan mahasiswa yang nilai-nilanya jeblok di kampus dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) hanya 2,2.
“Isu-isu yang beredar liar di luar sana tidaklah benar adanya, termasuk isu yang menyebut bahwa saya sebagai Ketua BEM UGM telah di drop-out,” kata Gielbran di Yogyakarta, Kamis, 21 Desember 2023.
Gielbran menegaskan dirinya masih mahasiswa UGM. Sebagai bukti, ia mengaku masih bisa mengakses akun Simaster UGM. Akun tersebut merupakan akun resmi dari kampus UGM untuk akses para mahasiswanya ke berbagai layanan akademik. Dia juga membantah tudingan IPK jeblok. Gielbran mengklaim IPK-nya adalah 3,68. Terpaut jauh dibandingkan IPK yang ditudingkan kepadanya.
“IPK saya 3,68. Itu sangat jauh dari tudingan yang menyebut saya IPK-nya 2,2,” kata Gielbran.
Untuk membantah narasi yang menyerang pribadinya sebagai mahasiswa, Gielbran pun menuruti saran sejumlah pihak untuk membuka lebih dalam transkrip nilai akademik terakhirnya. Dalam transkrip sementara Semester Gasal 2023/2024 yang diteken dosen pembimbing akademik Gielbran, Endang Sulastri, pada 21 Desember 2023 itu, tampak semua nilai Gielbran A pada sedikitnya 13 mata kuliah wajib dan pilihan.
Ketua BEM UI Melki Sedek Huang diintimidasi dan dituding melakukan kekerasan seksual
Melki Sedek Huang dikenal setelah BEM UI mengunggah konten meme bergambar Ketua DPR RI Puan Maharani bertubuh tikus. Mereka menyebut DPR sebagai Dewan Perampok Rakyat. Kritik itu buntut dari pengesahan Perpu Cipta Kerja menjadi UU pada Selasa, 21 Maret 2023.
Pada Mei 2023, Melki dan BEM UI kembali melontarkan kritik, tetapi ditujukan kepada Jokowi. Mereka mempermasalahkan kepala negara yang dinilai tak netral dalam Pilpres 2024.
Pada 7 November 2023, Melki mengaku mendapat intimidasi setiap kali BEM UI akan mengadakan acara diskusi. Intimidasi kian gencar ketika BEM UI menggelar aksi setelah Putusan MK tentang gugatan batas usia capres-cawapres, yang membuka peluang Gibran Rakabuming, anak Jokowi, maju di kontestasi Pilpres 2024. Kendati begitu, Melki mengatakan tidak gentar menghadapi ancaman. Banyaknya teror, kata dia, menunjukkan dirinya di jalur benar.
“Kalau ancaman sudah hampir setahun sejak awal menjabat sebagai Ketua BEM UI. Tapi menjelang aksi putusan MK semakin banyak,” ujar Melki pada 7 November 2023.
Terbaru, Melki Sedek Huang diberhentikan sementara dari jabatannya sebagai Ketua BEM UI. Hal tersebut tertuang dalam Surat Keputusan Wakil Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia Nomor: 1822/SK/WAKILKETUA/BEMUI/XII/2023 tentang penonakfian sementara Melki Sedek Ketua BEM UI periode 2023 tertanggal 18 Desember 2023.
Pemberhentian itu diduga buntut kasus kekerasan seksual yang ditudingkan kepada Melki. Kasus tersebut pertama muncul pada Senin, 18 Desember di platform X (dulu Twitter). Sebuah akun di media sosial X dengan nama akun Adityarizik @BulanPemalu melontarkan cuitan yang ditujukan kepada Ketua BEM UI itu. Cuitan tersebut berbunyi ‘KABEM UI 2023 ngelakuin KEKERASAN SEKSUAL?’.
Menanggapi cuitan dan keputusan tersebut, Melki mengatakan sampai hari ini dirinya belum mengetahui aturan apa yang ia langgar. “Tapi memang surat itu adalah surat yang harus BEM UI keluarkan seandainya ada laporan atau dugaan,” kata Melki saat dikonfirmasi, Senin, 18 Desember 2023. Sementara itu, Wakil Ketua BEM UI Shifa Anindya Hartono, membenarkan turunnya SK tersebut, tapi ada beberapa hal yang perlu diluruskan.
“Jadi ada laporan masuk dan berkas yang dikumpulkan itu sedang diverifikasi,” katanya, Selasa, 19 Desember 2023.
Menurut Shifa, saat ini BEM UI masih menginvestigasi dugaan kekerasan seksual dan belum mengambil keputusan apakah Melki Sedek terbukti melakukannya atau tidak. “Hasilnya masih belum bisa ditentukan,” katanya.
HENDRIK KHOIRUL MUHID | RICKY JULIANSYAH | PRIBADI WICAKSONO