Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letnan Jenderal TNI Suharyanto mengatakan pemerintah menyiapkan tiga langkah menanggulangi kekeringan di Nusa Tenggara Barat. Ketiga langkah tersebut adalah mendistribusikan air bersih menggunakan mobil tangki air, membuat sumur bor dalam, dan memodifikasi cuaca untuk mendatangkan hujan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Suharyanto mengungkap ketiga langkah tersebut saat rapat koordinasi penanggulangan bencana kekeringan serta kebakaran lahan dan hutan di Kota Mataram, Selasa kemarin. Ia mengatakan, keterlibatan pemerintah pusat untuk mendampingi penanganan darurat di NTB merupakan arahan langsung dari Presiden Joko Widodo. "Kami juga memberikan bantuan awal baik dana operasional penanggulangan kekeringan dan karhutla," kata Suharyanto melalui keterangan tertulis yang diterima media ini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
BNPB menyerahkan dana operasional sebesar Rp 2,3 miliar yang dibagi ke BPBD Provinsi NTB dan 10 BPBD kabupaten dan kota. BNPB juga menyerahkan dukungan logistik dan peralatan seperti tandon air 5.000 liter sebanyak 20 unit, pompa dorong lima set, breeching dividing berukuran 2,5 sebanyak lima unit, dan breeching dividing berukuran 1,5 20 unit. Kemudian selang pemadam kebakaran 2,5 300 roll, selang pemadam 1,5 200 roll, pompa alkon 10 set, tenda pengungsi 2 unit, dan light tower 1 unit.
Suharyanto berharap pemerintah provinsi dan kabupaten-kota di NTB yang terdampak bergerak cepat agar penanganan kekeringan dapat optimal.
Pemerintah daerah NTB menetapkan status siaga darurat kekeringan di sejumlah daerah seperti Lombok Utara, Lombok Timur, Lombok Tengah, Dompu, Bima, dan Kota Bima. Lalu status tanggap darurat di beberapa daerah di antaranya Sumbawa Barat, Sumbawa, dan Lombok Barat. Adapun status Kota Mataram masih dalam proses penetapan.
Bencana kekeringan ini telah berdampak pada 71 kecamatan, 272 desa dan kelurahan, serta 515.205 jiwa penduduk di NTB. Kekeringan ini mengakibatkan terjadinya krisis air bersih serta mengeringnya lahan pertanian seluas 10 ribu hectare di sana.
Pemerintah berusaha mengatasi kekeringan tersebut dengan melakukan pompanisasi untuk mengairi lahan pertanian. Program pompanisasi ini merupakan kerja sama antara Kementerian Pertanian, Dinas Pertanian dan Perkebunan NTB, serta Dinas Pertanian kabupaten-kota di seluruh Nusa Tenggara Barat. "Sebanyak 4 ribuan pompa telah disalurkan kepada kelompok-kelompok tani dan telah termanfaatkan sebanyak lebih kurang 50 persen dan sisanya masih dalam proses pemasangan," kata Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan NTB Muhammad Taufieq Hidayat, Kamis pekan lalu, dikutip dari Antara.
Pilihan Editor: Siap-siap Jawa Mengalami Kekeringan Ekstrem