Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kelahiran seekor kuda nil kerdil (Choeropsis liberiensis) di Taman Zoologi Attica di Athena, Yunani, baru-bari ini menjadi kabar gembira bagi para peneliti hewan. Pakar Genetika Ekologi Institut Pertanian Bogor (IPB), Ronny Rachman Noor, mengatakan belum banyak orang yang mengetahui spesies kuda nil yang ukuran tubuhnya jauh lebih mungil dibanding kuda nil normal tersebut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Mengingat status hewan ini tergolong hampir punah, maka kelahiran kuda nil kerdil ini terasa sangat istimewa sekaligus memberi harapan bagi pelestari satwa liar untuk mengembangkan kembali populasi kuda nil kerdil agar tidak punah,” kata Ronny melalui keterangan tertulis pada Selasa, 26 Maret 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kuda nil kerdil termasuk langka karena jumlahnya hanya tersisa 2000-2500 ekor di alam liar. Sebagian besar populasi hewan ini dipelihara di penangkaran kebun binatang untuk mencegah kepunahan.
Menurut Ronny, kelahiran kuda nil di kebun binatang jarang terjadi karena penangkaran umumnya kekurangan pejantan. Kelahiran Choeropsis liberiensis, apalagi yang berkelamin jantan, bakal berdampak besar bagi peningkatan populasi satwa tersebut, sebelum dilepasliarkan ke alam.
Ronny yang merupakan Guru Besar Fakultas Peternakan IPB menyebut kuda nil kerdil berasal dari rawa dan hutan hujan di Afrika Barat. Periode bunting spesies ini biasanya berkisar enam hingga tujuh bulan. Bagi pelestari satwa liar, pengembangbiakan kuda nil kerdil di tempat penangkaran tergolong sangat sulit karena hewan ini biasa hidup menyendiri.
Pertumbuhan bayi kuda nil kerdil sudah diawasi sejak masih ada dalam kandungan. “Selama kebuntingan, para petugas harus melatih induk agar nyaman pada posisinya untuk ultrasonografi (USG) dan memonitor perkembangan bayinya di dalam kandungan,” tutur Ronny.
Bobot bayi kuda nil kerdil yang lahir di Athena sekitar 7 kilogram. Hewan itu akan bersama induknya di dalam ruang khusus, sebelum nantinya dibiarkan mengeksplorasi alam sekitar, kemudian tumbuh dan berkembang menuju dewasa pada umur 4-5 tahun.
Setelah dewasa, kata Ronny, panjang tubuh kuda nil kerdil sekitar 1,7-1,75 meter. Tingginya 75-100 Cm. “Dengan berat hanya berkisar 160-270 kilogram atau sekitar 10 persen bobot kuda nil normal,” kata Ronny.
Menurut Ronny, pelestarian dalam dunia konservasi memiliki dua metode, yakni pelestarian in situ atau pelestarian di habitat alami, serta metode ex situ untuk pelestarian di luar habitat asli. Pelestarian ex situ pada akhirnya tetap harus disusul pelepasliaran.
Kelahiran kuda nil kerdil, dia meneruskan, menunjukkan keberhasilan pengembangbiakan satwa liar di tempat penangkaran. “Dengan harapan setelah populasinya berkembang, mereka dapat dilepasliarkan dan jumlahnya meningkat di alam liar.”