Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Asian Para Games 2018 bukan hanya menjadi ajang atlet penyandang disabilitas unjuk kemampuan. Asian Para Games juga menjadi ajang pencarian bakat sekaligus meningkatkan taraf hidup penyandang disabilitas.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca juga:
Asian Para Games 2018, INAPGOC Simulasi Kursi Roda di Bandara
Asian Para Games 2018, Wisma Atlet Kemayoran Ramah Disabilitas
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Hanya saja mencari penyandang disabilitas yang memiliki kemampuan di bidang olahraga tidaklah mudah. Sebab banyak penyandang disabilitas yang kemampuan tidak terdeteksi oleh National Paralympic Committee atau NPC karena keluarga merasa malu dan tidak mengakui bila salah satu anggota keluarga adalah penyandang disabilitas.
"Di Klaten, saya harus mengetuk pintu rumah satu persatu untuk mencari penyandang disabilitas agar bisa bergabung di bidang olahraga apapun sesuai bakatnya," ujar atlet panahan Asian Para Games, Subagyo saat dihubungi Tempo, Minggu 5 Agustus 2018.
Menurut pria yang juga pengurus NPC Klaten ini, mencari bibit atlet penyandang disabilitas tidak dengan cara menyaring kemampuan para atlet, melainkan menggali jenis potensi yang ada. Terkadang lebih banyak klasifikasi bidang olahraga dibandingkan ketersediaan atlet. "Ada yang semula berlaga sebagai atlet angkat besi kemudian berganti cabang olahraga, menjadi panahan atau tenis," ujar Subagyo.
Fajar Brilianto, pelatih tim bola basket kursi roda di asian para games 2018. istimewa
Pengalaman serupa juga dialami oleh pelatih basket kursi roda, Fajar Brillianto. Saat menyeleksi 12 atlet basket kursi roda, Fajar mengikutsertakan para atlet dari cabang olahraga lain sebelumnya. "Ada yang berasal dari cabang olahraga atletik, yang penting punya kemampuan mengendalikan kursi roda dengan baik," ujar Fajar saat tes even Asian Paragames di Gelora Bung Karno.
Artikel lainnya:
Pelatih Atlet Basket Kursi Roda Pertama di Asian Para Games 2018
Selain mencari dari pintu ke pintu, Subagyo yang berlaga di nomor wheel chair single Asian Para Games Oktober 2018 ini juga mencari calon atlet dari sekolah-sekolah luar biasa. "Yang paling penting mau olahraga dulu," ujarnya.