Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
MALANG
Eddy Rumpoko Dicoret
Calon wali kota inkumben, Eddy Rumpoko, dinyatakan tidak lolos mengikuti lanjutan pemilihan kepala daerah Kota Batu, Jawa Timur, pada Oktober 2012. Melalui sidang pleno, Rabu dinihari pekan lalu, Komisi Pemilihan Umum Daerah Kota Batu menyatakan Eddy tidak memenuhi syarat karena terganjal masalah surat keterangan lulus dari Sekolah Menengah Pertama Taman Siswa Surabaya.
KPUD Kota Batu menyebutkan, dalam berkas pencalonan yang diserahkan Eddy, tidak ada legalisasi dari SMP tempat calon dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan itu bersekolah. Proses verifikasi administrasi itu mementalkan Eddy, yang menggandeng Punjul Santoso, dari bursa calon wali kota dan wakil wali kota. Padahal, selain dicalonkan PDI Perjuangan, Eddy-Punjul didukung koalisi Partai Demokrat, Gerindra, Partai Amanat Nasional, Partai Keadilan Sejahtera, dan Partai Karya Peduli Bangsa.
Tiga pasangan calon dinyatakan lolos, yakni Suhadi–Suyitno, yang diusung Golkar dan Partai Kebangkitan Bangsa; Gunawan Wirutomo-Sundjojo, yang didukung Partai Hanura dan Partai Kebangkitan Nasional Ulama; serta calon independen Abdul Majid–Kustomo. "Jika ada calon yang tak puas, silakan menempuh jalur hukum," kata Ketua KPUD Kota Batu Bagyo Prasasti, Rabu pekan lalu.
Menurut Bagyo, penetapan calon wali kota ditentukan sesuai dengan mekanisme yang berlaku. Keputusan KPUD Kota Batu juga didasari rekomendasi KPU pusat, KPU Jawa Timur, dan Panitia Pengawas Pemilihan Kepala Daerah Kota Batu.
Kuasa hukum Eddy, Abdul Wahab Adhinegoro, menyatakan kecewa terhadap keputusan KPUD. Ia curiga ada permainan politik dalam keputusan tersebut. Eddy mengajukan gugatan ke pengadilan tata usaha negara. Gugatan serupa bakal diajukan partai politik pengusung pasangan Eddy Rumpoko-Punjul Santoso.
Eko Widianto
LUMAJANG
Warga Rusak Kantor Polisi
Ratusan warga Kecamatan Ranuyoso, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, merusak kantor kepolisian sektor setempat. Peristiwa itu terjadi selepas salat tarawih Rabu malam pekan lalu. Warga mengamuk, merusak kaca, pintu, serta perabot kantor polisi. Seorang tahanan dilaporkan kabur setelah pintu selnya turut dirusak.
Warga mengaku kecewa kepada kepolisian yang melepaskan tersangka pelaku penadah sapi curian. "Kenapa dilepas, padahal barang buktinya sudah ada," kata Misratno, warga Ranuyoso, kepada Tempo, Kamis pekan lalu. Ia menunjuk dua ekor sapi di halaman kantor polisi itu sebagai barang bukti kasus pencurian.
Selasa pekan lalu, warga menangkap Sutrisno, asal Probolinggo, yang dituding sebagai penadah sapi curian. Sutrisno lantas diserahkan ke kantor Kepolisian Sektor Ranuyoso. Namun, keesokan harinya, dia dilepas. Mengetahui itu, Bambang, Kepala Desa Ranuyoso, dan ratusan warganya jengkel, lantas mendatangi kantor polisi.
Buntut peristiwa ini, Kepala Kepolisian Sektor Ranuyoso Ajun Komisaris Sugiyanto beserta Kepala Unit Reserse Kriminal Ajun Inspektur Satu Asep diperiksa Seksi Profesi dan Pengamanan Kepolisian Resor Lumajang. Kepala Seksi Profesi dan Pengamanan Ajun Komisaris Sukadi mengakui menahan kedua pejabat tersebut.
David Priyasidharta
MALANG
Arema Ulang Tahun Perak
Klub sepak bola kebanggaan arek Malang, Arema Indonesia, merayakan ulang tahun ke-25. Peringatannya berlangsung semarak di Kota Malang, Sabtu pekan lalu. Serangkaian acara digelar, baik oleh Arema ISL, yang berlaga di Liga Super Indonesia, maupun Arema IPL, yang berlaga di Liga Primer Indonesia.
Manajemen Arema ISL mengadakan acara buka puasa bersama Aremania dan semua punggawa Arema serta para legenda Singo Edan. Acara diselingi juga dengan pengajian, yang dilanjutkan dengan pesta kembang api megah bertajuk "Meteor Garden" di Stadion Gajayana, Malang.
Sedangkan Arema IPL, yang bakal berlaga di AFC Cup, memilih cara sederhana dengan mengunjungi panti-panti asuhan di Malang Raya untuk merayakan ulang tahun perak. Selama tiga hari berturut-turut sejak Kamis pekan lalu, 25 panti asuhan diberi santunan dan bingkisan.
Salah satu legenda Arema, Aji Santoso, berharap ulang tahun perak ini menjadi momentum menyatunya kembali Arema. "Saya berharap muncul pemain-pemain andal dari Malang," kata Aji, yang memperkuat Arema pada 1987-1995. Kepolisian Resor Malang mengerahkan ratusan personel untuk mengawal konvoi Aremania.
Eko Widianto
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo