Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

politik

Pulang Kandang Anak Hilang

Tiga partai bakal menjadi pengusung Basuki Tjahaja Purnama sebagai calon Gubernur DKI Jakarta. Tak mau direpotkan verifikasi faktual.

27 Juni 2016 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

FAYAKHUN Andriadi masih mengingat pembicaraan dengan Basuki Tjahaja Purnama di Hotel Ritz-Carlton pada 21 Mei lalu. Hari itu, bersama Ketua Umum Golkar Setya Novanto, mereka membicarakan masalah pemilihan kepala daerah DKI Jakarta. "Bro, lu jangan kepedean, deh. Verifikasi formal menghabiskan energi," kata Fayakhun, Kamis pekan lalu, menirukan ucapannya kepada Ahok.

Kala itu, pendukung Ahok hampir berhasil mengumpulkan sejuta dukungan kartu tanda penduduk. Golkar, yang baru memilih Setya sebagai ketua umum, berencana mendukung Ahok. Fayakhun mengingatkan koleganya agar tak terlalu jemawa meskipun disukai publik Jakarta. Apa jawaban Ahok? "Iya juga ya," ujarnya seperti ditirukan Fayakhun.

Hubungan ketiganya memang akrab, saling memanggil "lu-gue". Fayakhun menyapa Ahok dengan sebutan "bro". Di parlemen, Ahok pernah menjadi anak buah Setya, sebelum menjadi Wakil Gubernur DKI Jakarta. Sembari bersantap malam, ketiganya membicarakan dukungan untuk mantan Bupati Belitung Timur itu. "Langsung aja maju, pasti nanti kami dukung," kata Ahok, dua hari setelah pertemuan, menirukan ucapan Setya ketika itu.

Sinyal kesediaan Ahok diusung partai politik disampaikan pada Senin pekan lalu. Hanya, dia memberi catatan: tak bersedia kembali menjadi kader partai. "Aku kan milik bersama," ujarnya. Sebelum menjadi gubernur, Ahok pernah menjadi kader Partai Perhimpunan Indonesia Baru dan anggota Dewan Perwakilan Rakyat dari Golkar. Dia kemudian berlabuh ke Gerindra saat menjadi pendamping Joko Widodo di DKI. Saat Gerindra mendukung pemilihan kepala daerah tak langsung, Ahok memilih keluar dari partainya.

Tanda-tanda mesra Golkar dan Ahok terlihat tatkala Ketua Koordinator Pemenangan Pemilu Golkar Jawa-Sumatera Nusron Wahid menyambangi markas Teman Ahok di Pejaten pada 9 Juni lalu. Nusron menuturkan, kedatangannya untuk bersilaturahmi itu atas restu Setya Novanto. Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia ini menegaskan kode dukungan partainya. "Kalau saya datang ke sini, artinya apa?" ujar Nusron.

Menurut Nusron, dia bersama Teman Ahok membahas peraturan baru dalam Undang-Undang Pemilihan Kepala Daerah. Kata dia, pendukung Ahok mesti bersimulasi menghadapi verifikasi faktual. "Intinya, jangan sampai Ahok terjegal," ujar mantan Ketua Gerakan Pemuda Ansor ini.

Setelah itu, kedekatan Ahok dengan partai berlambang beringin ini makin terang-terangan. Pelaksana tugas Ketua Golkar Jakarta, Yorrys Raweyai, mengumumkan secara terbuka dukungan partainya kepada Ahok di Hotel Fairmont pada 14 Juni lalu. Saat itu, Yorrys masih mempersilakan Ahok jika tetap ingin maju melalui jalur perseorangan. "Enggak masalah, kami dukung dengan segala kekuatan," katanya.

Yorrys menuturkan, dukungan kepada Ahok menjadi investasi jangka panjang untuk Golkar. Dia menilai Ahok memiliki citra positif di kalangan anak muda dan pemilih pemula. Apalagi Ahok telah didukung sejuta pemilik KTP Jakarta. Dia berharap Golkar menangguk keuntungan pada pemilu legislatif berikutnya. "Ini momentum kami merangkul generasi muda," ucap Yorrys.

Seorang politikus Golkar menuturkan, di tengah rapat tersebut, Ahok sempat mengontak Yorrys. Menurut politikus itu, Ahok ingin memastikan sikap resmi Golkar terhadapnya. Saat dimintai konfirmasi, Yorrys membenarkan adanya panggilan telepon dari Ahok. "Ya, memang ada komunikasi," katanya.

Dukungan terhadap Ahok membuat Golkar sempat kembali bergejolak. Sinyal penolakan paling kencang datang dari Ketua Dewan Pembina Golkar Aburizal Bakrie. Menurut dia, keputusan siapa yang bakal dicalonkan diumumkan setelah ada usul pengurus Dewan Pimpinan Daerah Golkar Jakarta. "Nanti diputuskan DPP dengan Dewan Pembina," ujar Aburizal.

Pertarungan antara pendukung dan penjegal Ahok terjadi dalam perebutan kursi Ketua Golkar DKI Jakarta dalam musyawarah daerah pada 19 Juni lalu. Kubu Setya Novanto mengusung Fayakhun Andriadi. Adapun Aburizal menyokong menantunya, Taufan Eko Nugroho Rotorasiko. Menurut Fayakhun, "Karena gue mau bantu teman, gue mesti rebut dulu Golkar DKI Jakarta."

Saat tahap klarifikasi dukungan, Fayakhun memperoleh tujuh suara. Sebaliknya, Taufan hanya mendapat empat suara. Setelah melalui forum lobi, Taufan memilih tak melanjutkan pertarungan ke pemilihan. "Saya ingin menjaga semangat rekonsiliasi," kata Taufan.

Meskipun acara tersebut memilih Ketua Golkar DKI Jakarta, bintang sesungguhnya tetap saja sang Gubernur. Sejak datang hingga pulang, Ahok tak pernah lepas dari sorotan kamera. Dia duduk di deretan terdepan bersama Setya. Kedatangannya ke Slipi, tempat Golkar bermarkas, membuatnya seperti pulang ke rumah. "Waktu salaman dengan Pak Sekjen, dia ngomong, kembali ke kandang," tutur Ahok. Dalam pidatonya, Setya berujar, "Pak Ahok ini anak hilang yang kembali ke kandang."

Sudah lama dilirik partai, mulanya pendukung Ahok berkeras tetap memilih jalur perseorangan. Ngotot-nya Teman Ahok pernah disampaikan Ahok kepada Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Megawati Soekarnoputri. Dalam berbagai kesempatan, Ahok pun berjanji tetap teguh di jalur independen. Syaratnya, Teman Ahok mampu mengumpulkan sejuta dukungan.

Setelah Golkar merapat, menyusul Partai NasDem dan Hanura, Ahok dan Teman Ahok justru terlihat gamang. Juru bicara Teman Ahok, Amalia Ayuningtyas, menyerahkan keputusan kepada Ahok, meskipun, "Kami ingin tetap Pak Ahok di jalur independen," katanya. Sebaliknya, Ahok juga tak setegas sebelumnya. Dia menyerahkan sepenuhnya keputusan kepada Teman Ahok. "Maunya gimana, yang rasional gitu saja," ujar Ahok.

Sikap lebih jelas terbaca saat perayaan satu juta dukungan, Ahad pekan lalu. Teman Ahok mulai melunak. Amalia menyadari verifikasi untuk dukungan calon dipersulit dalam aturan pemilihan kepala daerah terbaru. Karena itu, Amalia menyatakan, "Jalur partai politik diibaratkan sebagai jalan tol."

Amalia mewanti-wanti agar partai politik tak cuma menyatakan deklarasi dukungan. Teman Ahok menunggu partai segera membuat rekomendasi resmi. Menurut Amalia, satu juta dukungan dalam waktu sedetik bisa digantikan selembar kertas yang diteken ketua umum partai. "Selama tidak ada pernyataan jelas hitam di atas putih, kami tetap fight di jalur independen," ujarnya.

Seorang politikus Golkar mengatakan kompensasi dukungan Golkar adalah Ahok membantu kenaikan perolehan kursi Dewan Perwakilan Rakyat Daerah DKI pada pemilu legislatif mendatang. Selain itu, kata politikus ini, Golkar DKI bakal memberikan keistimewaan bagi lima relawan Teman Ahok untuk menjadi calon anggota legislatif nomor urut atas. "Ahok menjanjikan suara Golkar didapat dari pemilih yang telah menyumbangkan KTP," ujarnya. Ahok mengatakan tak tahu-menahu soal ini. "Memangnya gue Tuhan yang bisa ngasih kursi?"

Fayakhun membenarkan adanya pembicaraan target jumlah kursi dengan Ahok. "Dua puluh kursi, yes!" Hanya, dia tak memberikan jawaban secara tegas tentang tiket menjadi calon legislator untuk relawan Teman Ahok. "Yang pasti, kami bakal membuka untuk umum. Mereka mau daftar boleh," kata Fayakhun. Adapun Ahok menyergah, "Memangnya nonton konser?"

Sehari setelah Musyawarah Daerah Golkar DKI Jakarta, secara bergiliran Setya Novanto dan Ahok menemui Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Luhut Binsar Pandjaitan di kantornya. Setya datang bersama Bendahara Umum Golkar Robert Joppy Kardinal. Berbincang selama hampir satu jam, Setya mengatakan pembicaraan lebih banyak terkait dengan kebijakan pemerintah. "Kami di parlemen kan perlu berkesinambungan dengan pemerintah," ujarnya.

Tiga jam setelah kedatangan Setya, giliran Ahok menyambangi kantor Luhut. Seusai pertemuan, Ahok tak merinci pembicaraan selama setengah jam tersebut. "Soal pilkada, soal nanti kalau mesti cuti, dan segala macam," katanya sebelum berlalu naik ke mobilnya.

Yang pasti, menurut seorang politikus, setelah pertemuan dengan Ahok, Luhut berkali-kali menghubungi Setya. Dia ingin memastikan surat rekomendasi segera turun. "Luhut sudah tak sabar, pusing kami dibuatnya," kata seorang pengurus Golkar. Luhut enggan berbicara banyak soal ini. "Ah, ada apa aku dengan Golkar?" ujarnya kepada Yohanes Paskalis dari Tempo. Adapun Setya membenarkan kabar bahwa ia berkomunikasi intens dengan Luhut. Soal desakan menerbitkan rekomendasi? Setya hanya menjawab dengan senyuman.

Yorrys menyebutkan, Rabu pekan lalu, mereka menggelar rapat terbatas di tingkat koordinator bidang. Saat itu, Luhut sempat kembali mengontak Setya menanyakan surat rekomendasi. Setya pun meneken surat pada Rabu malam pekan lalu. Rencananya, mereka berkoalisi dengan Partai NasDem dan Hanura di DKI Jakarta. Suara tiga partai cukup untuk mengusung Ahok. "Energi untuk verifikasi bisa disimpan untuk mengawal saksi saat hari pemilihan," kata Yorrys.

Penantian panjang Ahok akhirnya terjawab pada Jumat pekan lalu. Fayakhun secara resmi menyerahkan surat rekomendasi untuk Ahok. "Calon wakil gubernur kami serahkan sepenuhnya kepada beliau," ujar Fayakhun. Seperti kata Amalia, selembar surat akhirnya berhasil menggantikan kerja keras setahun mengumpulkan sejuta dukungan.

Wayan Agus Purnomo, Friski Riana (Jakarta), Hisyam Luthfiana (Karawang)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus