Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Bandung - Sejumlah peserta bimbingan belajar atau bimbel mengaku kesulitan saat menghadapi soal Ujian Tulis Berbasis Komputer Seleksi Nasional Berbasis Tes (UTBK - SNBT) yang hanya terdiri dari tes potensi skolastik, termasuk di dalamnya literasi dalam Bahasa Indonesia dan Inggris, serta penalaran matematika. Beberapa soal ujian disebut ada yang sama seperti di bimbel, namun beda pertanyaan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Kebanyakan susah, ada beberapa dua sampai tiga soal yang gampang,” kata Ahmad Farrel, seorang peserta ujian di Pusat UTBK ITB, Sabtu 27 Mei 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Siswa dari Bekasi itu mencontohkan pada jenis soal penalaran matematika yang berjumlah 20 pertanyaan. Namun begitu, secara umum, dia menilai banyak soal ujian yang tingkat kesulitannya tergolong sedang. Soal UTBK, menurutnya, lebih ke pemahaman baca, termasuk pada penalaran matematika. “Bagaimana cara kita mengubah dari bacaan itu ke bentuk konsep matematikanya, ada yang pakai rumus,” ujarnya.
Ikut bimbel sejak Kelas XI di sebuah lembaga pendidikan non formal, Ahmad berharap bisa kuliah di perguruan tinggi negeri. Pilihan pertamanya adalah Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran, dan pilihan keduanya Fakultas Kedokteran Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Sebelumnya dia tidak lolos lewat jalur Seleksi Nasional Berbasis Prestasi. Selain UTBK, dia berencana ikut mendaftar Seleksi Mandiri di Unpad.
Peserta bimbel lainnya, Amara Saskara, juga mengaku kesulitan menghadapi soal UTBK. Komposisi tingkat kesulitan soal ujian yang susah dan mudah dinilainya sama, yaitu 50:50. “Saya rada panik pas ngerjain jadi agak buyar juga, lumayan susah menurut saya soal UTBK,” katanya di ITB, Sabtu, 27 Mei 2023. Dia ikut UTBK pada 9 Mei atau pada gelombang pertama di sebuah pusat UTBK di Jakarta.
Pilihan pertamanya Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan ITB. Adapun pilihan keduanya fakultas serupa di Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya (ITS). Jika tidak lolos saat pengumuman hasil UTBK yang dijadwalkan pada 20 Juni 2023, dia berencana untuk mendaftar ke jalur berikutnya yaitu Seleksi Mandiri di ITB dan Universitas Indonesia, dengan pilihan fakultas yang sama.
Selain itu ada juga peserta ujian yang tidak ikut bimbel karena terkendala biaya. Ayu Anisa Oktaefi, 18 tahun, misalnya, memilih belajar secara mandiri lewat Internet. Dia mengakses ke beberapa tautan yang mengulas soal-soal UTBK dan membeli buku pengerjaan soal. “Nggak ikut les bimbel karena mahal, orang tua tidak mampu,” kata siswi dari sebuah SMA swasta di Bandung itu. Dari informasi yang diperoleh teman-temannya, biaya les bimbingan belajar secara daring maupun luring, berkisar Rp 700 ribu hingga Rp 5 juta.
Sebelumnya, menurut Ketua Umum Seleksi Nasional Penerimaan Mahasiswa Baru (SNPMB) Mochamad Ashari, materi UTBK 2023 berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya karena tanpa tes potensi akademik. Ujian hanya terdiri dari tes potensi skolastik termasuk di dalamnya literasi dalam Bahasa Indonesia dan Inggris, serta penalaran matematika. UTBK gelombang kedua di sebagian Pusat UTBK seperti di ITB, akan berakhir Minggu, 28 Mei sejak dimulai 22 Mei. Adapun gelombang pertama berlangsung 8-14 Mei 2023.
Pilihan Editor: Warga Semarang Rasakan Guncangan Gempa Subuh, Ini Data BMKG