Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Marinir TNI AL dan Australian Defense Force (ADF) menggelar latihan bersama menembak menggunakan amunisi aktif dengan melibatkan alutsista dua negara di Pusat Latihan Tempur 5 Marinir TNI AL, Baluran, Situbondo, Jawa Timur, 16 November 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Combined Arms Live Fire Exercise (Calfex) ini merupakan hari terakhir dari Latihan Keris Woomera 2024 antara ADF dan Marinir TNI AL. Hadir di lokasi Komandan Kodiklatal (Dankodiklatal) Letjen TNI Marinir Nur Alamsyah, Commander Amphibious Task Force ADF Captain Chris Doherty Royal Australian Navy (RAN), Commander Landing Force Colonel Judd Finger, Asisten Operasi (Asops) Panglima TNI Mayjen TNI Gabriel Lema dan jajaran lainnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Komandan Kodiklatal, Letnan Jenderal TNI Marinir Nur Alamsyah, mengatakan Latihan Keris Woomera 2024 ini merupakan latihan bilateral pertama TNI AL dengan Australia. Latihan ini sudah berjalan sejak 1 November 2024 dan Calfex merupakan puncaknya.
“Hari ini kita melaksanakan Calfex, kemarin kita melaksanakan kegiatan NEO dan beberapa rangkaian latihan di laut, sebelumnya diawali dengan latihan operasi amfibi,” kata Alamsyah di Puslatpur 5 Marinir Baluran, pada Sabtu, 16 November 2024.
Sebanyak 1.000 prajurit gabungan TNI dan ADF ikut serta dalam latihan ini. Adapun jenis alutsista yang dikerahkan TNI terdiri dari 100 pucuk senjata ringan dengan rincian 80 pucuk senjata SS2 V2, 2 pucuk SMR, 6 pucuk minimi, 4 pucuk SPR 2, dan mortir 81 mm. Selain itu, dikerahkan juga senjata pendukung yang terdiri dari 2 pucuk meriam 105 mm milik Artileri Medan dan 2 unit Apache milik TNI, 2 unit tank Leopard, dan jet tempur F-16. Sedangkan dari pihak Australia mengerahkan 2 tank Abrams M1A1, Javeline antitank, Howitzer 155 mm, 2 helikopter serbu ARH Tigers, dan berbagai senjata ringan dan senapan mesin.
Skenario latihan ini menceritakan musuh yang menduduki wilayah untuk merebut sumber daya alam di area tersebut. Sebagai respons, pasukan gabungan TNI dan ADF melancarkan serangan untuk mengusir musuh dari wilayah tersebut. Rentetan tembakan senapan mesin dan sniper menembak target. Sementara tank dan mortir, serta helikopter dan F16 memberikan dukungan terhadap pasukan darat.
Colonel Judd Finger, yang memimpin pasukan pendarat ADF, mengatakan Calfex mendemonstrasikan bagaimana interopabilitas yang sangat baik antara ADF dan TNI. Judd mengatakan latihan ini merupakan hasil perencanaan 18 bulan.
“Kegiatan ini adalah yang paling rumit yang kita gelar dan bila kita bisa menggelarnya secara baik, maka kita kita bisa yakin integrasi di tingkat prajurit dan perwira,” kata Judd. “Terima kasih untuk Indonesia. Hari ini sangat indah bagi TNI dan ADF.”